Perlu
diperhatikan bahwa bahasan kali ini yaitu khusus bagi mereka yang bangun
kesiangan bukan karena kesengajaan, tetapi karena suatu uzur yang
menyebabkan ia telat shalat Shubuh hingga matahari terbit.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Adapun
orang yang sengaja bangun siang atau sudah menjadi kebiasaannya telat
shalat Shubuh, maka ia terkena dosa besar dan ancaman dalam surah
Al-Maa'un ayat 4-5 yang berbunyi, "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya".
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ketika
seseorang baru teringat bahwa ia telah melewatkan shalat, atau baru
terbangun dari tidur sedangkan waktu shalat sudah terlewat, yang ia
lakukan adalah segera berwudhu, lalu mencari tempat shalat yang bersih
dan suci, menghadap kiblat, kemudian mengerjakan shalat dengan tata cara
dan sifat yang persis sebagaimana shalat yang ia tinggalkan. Jika ia
bangun kesiangan, urutan shalat yang dikerjakan adalah shalat sunnah
qabliyah Shubuh lalu dilanjutkan dengan shalat Shubuh.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ingat
ya, diharamkan bagi seseorang mengakhirkan shalat hingga ke luar
waktunya. Karena Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya shalat itu adalah
fardu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An
Nisa' : 103).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Wajib bagi setiap muslim yang telah dibebani
syariat untuk menjaga shalat pada waktunya termasuk shalat Shubuh. Jika
ada yang sengaja mengatur bangun Shubuh hingga keluar dari waktu
Shubuh, ia sama saja dengan orang yang meninggalkan shalat Shubuh. Ia
harus bertaubat dan kembali mengerjakan shalat Shubuh pada waktunya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Semoga bahasan kali ini menjadi pelecut semangat untuk lebih giat bangun Shubuh.
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.
Semoga bermanfaat
Referensi : https://rumaysho.com/487-
CARA SHALAT SUBUH DAN SUNNAH FAJAR SAAT BANGUN KESIANGAN
PENJELASAN SINGKAT TENTANG TAUHID
Adalah meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allah lah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang², dll.
.
▶TAUHID ULUHIYYAH
Adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Dalilnya:
.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀
.
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan”. (Qs. Al Fatihah: 5)
.
▶TAUHID ASMA'WAS SIFAT
ALLAH ﷻ berfirman:
.
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
.
“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya.” (QS. Al A’raf: 180)
.
• Tahrif adalah memalingkan makna ayat atau hadits tentang nama atau sifat Allah dari makna zhahir-nya menjadi makna lain yang batil. Sebagai misalnya kata ‘istiwa’ yang artinya ‘bersemayam’ dipalingkan menjadi ‘menguasai’. Ta’thil adalah mengingkari dan menolak sebagian sifat-sifat Allah. Sebagaimana sebagian orang yang menolak bahwa Allah berada di atas langit dan mereka berkata Allah berada di mana-mana.
• Takyif adalah menggambarkan hakikat wujud Allah. Padahal Allah sama sekali tidak serupa dengan makhluknya, sehingga tidak ada makhluk yang mampu menggambarkan hakikat wujudnya. Misalnya sebagian orang berusaha menggambarkan bentuk tangan Allah,bentuk wajah Allah, dan lain-lain.
Adapun penyimpangan lain dalam tauhid asma wa sifat Allah adalah tasybih dan tafwidh.
• Tasybih adalah menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya.
• Tafwidh, yaitu tidak menolak nama atau sifat Allah namun enggan menetapkan maknanya. Misalnya sebagian orang yang berkata ‘Allah Ta’ala memang ber-istiwa di atas ‘Arsy namun kita tidak tahu maknanya. Makna istiwa kita serahkan kepada Allah’. Pemahaman ini tidak benar karena Allah Ta’ala telah mengabarkan sifat-sifatNya dalam Qur’an dan Sunnah agar hamba-hambaNya mengetahui.
.
Semoga bermanfaat.
.
.
#halaldesign
#indonesiabertauhid
TAK PERLU KHAWATIRKAN RIZKIMU
Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata, “Fokuskanlah pikiranmu untuk MEMIKIRKAN apapun yang
DIPERINTAHKAN Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rizki yang
sudah dijamin untukmu. Karena rizki dan ajal adalah dua hal yang sudah
dijamin, selama masih ada sisa ajal, rizki pasti datang.
.
Renungkanlah
keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan,
yaitu pusar. Ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan
rizki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN RIZKI yang lain (yakni dua
puting susu ibunya), dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu;
rizki yang lebih baik dan lebih lezat dari rizki yang pertama, itulah
rizki susu murni yang lezat.
.
Lalu ketika masa menyusui habis,
dan terputus dua jalan rizki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT
JALAN RIZKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua
makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua
minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang
ditambahkan kepadanya.
.
Kemudian ketika dia meninggal,
terputuslah empat jalan rizki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya
-jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN RIZKI, itulah pintu-pintu
surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia
kehendaki.
.
Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi
hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang
lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya.” (Al-Fawaid, hlm. 94)
. @rafielfisaputra_
#komunitasmengajipengelolakeuangan
rumaysho.com
TATKALA SEORANG MUKMIN MENJADI CERMIN SAUDARANYA
✍ Mutiara faedah dari hadits Nabi صلى الله عليه وسلم.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
المؤمِنُ مرآةُ أخيهِ ، المؤمنُ أخو المؤمنِ يَكُفُّ عليهِ ضَيْعَتَه ويحوطُه مِن ورائِه. أخرجه أبو داود (4918)
"Seorang
mukmin itu cermin bagi saudaranya, dan seorang mukmin adalah saudara
bagi seorang mukmin lainnya, Membantu memperbaikinya dari kesalahannya
dan memperhatikannya dari belakang." (HR Abu Dawud, 4918 dihasankan
Al-Albany)
Faedah hadits ini, Seorang
Mukmin ketika menimbang saudaranya seperti ia sedang memandang di
cermin, yakni ia melihat dirinya sendiri. Sehingga ia tidak suka menimpa
saudaranya apa yang tidak ia suka jika menimpa dirinya. Hal ini seperti
sabda Nabi صلى الله عليه وسلم:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman kalian, hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri” (Muttafaqun alaih).Seorang
Mukmin ketika melihat aib saudaranya, hendaknya menutupi dan
memperbaikinya dengan nasihat yang baik. Bukankah dirinya tidak suka
jika aibnya tersebar di tengah masyarakat. Nabi صلى الله عليه وسلم
bersabda :
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang Muslim, Allah akan menutupi (aibnya) pada hari kiamat”. (Muttafaqun alaih)Seorang
Mukmin tidak layak melakukan ghibah dibelakang saudaranya, karena ia
berarti seperti memakan bangkai saudaranya. Allah Azza wa Jalla
berfirman :
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱجۡتَنِبُوا۟
كَثِیرࣰا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمࣱۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟
وَلَا یَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَیُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن یَأۡكُلَ
لَحۡمَ أَخِیهِ مَیۡتࣰا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ
ٱللَّهَ تَوَّابࣱ رَّحِیم.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat : 12].Seorang Mukmin tidak boleh mengambil harta saudaranya secara dholim, Allah berfirman :
یَـٰۤأَیُّهَا
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأۡكُلُوۤا۟ أَمۡوَ ٰلَكُم بَیۡنَكُم
بِٱلۡبَـٰطِلِ إِلَّاۤ أَن تَكُونَ تِجَـٰرَةً عَن تَرَاضࣲ مِّنكُمۡۚ وَلَا
تَقۡتُلُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِیمࣰا
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. ” [Surat An-Nisa']
Dan anjuran-anjuran kebaikan lainnya yang sangat banyak dalam Islam.
(Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, Imam Shon’ani)
Seorang mukmin tatkala melihat ada cacat pada saudaranya, maka segera
ia perbaiki cacat dan kekurangan itu, sebagaimana sabda Nabi صلى الله
عليه وسلم ,
المؤمن مرآة أخيه إذا رأى فيها عيبا أصلحه
"Seorang
mukmin itu cermin bagi saudaranya. Apabila dia melihat aib pada diri
saudaranya, maka dia meluruskannya." (HR Al-Bukhory dalam Adabul
Mufrod, 238 dihasankan Al-Albany)
Tatkala seorang mukmin menjafi cermin bagi saudaranya maka dia akan
berusaha membantu memenuhi kebutuhan saudaranya yang kekurangan berupa
makanan ataupun pakaian, sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم على,
من
أكل بمسلم أكلة فان الله يطعمه مثلها من جهنم ومن كسى برجل مسلم فان الله
عز وجل يكسوه من جهنم ومن قام برجل مسلم مقام رياء وسمعة فإن الله يقوم به
مقام رياء وسمعة يوم القيامة
"Barang siapa memberi makan orang Islam
dengan suatu makanan1, maka sesungguhnya Allah akan memberi makanan
kepadanya dengan makanan seperti itu dari neraka Jahannam. Barang siapa
memberi pakaian orangh Islam, maka Allah Azza wa Jalla akan memberi
pakaian dari neraka Jahannam, dan barang siapa berdiri atas orang Islam
dengan keangkuhan dan kesombongan, maka Allah akan berdiri baginya
dengan kesombongan dan keangkuhan pada hari kiamat." (HR Abu Daud, 40
Kitab Al-Adah, 35- bab Ghaibah dishahihkan Al-Albany) Seorang
mukmin yang menjadi cermin bagi saudaranya tidak angkuh dan sombong
dihadapannya, bahkan dia akan selalu berlaku lembut dan sopan,
sebagaimana yang Allah sifatkan tentang mereka,
محَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
"Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka."
[Al-Fath: 29] Seorang mukmin yang menjadi cermin bagi saudaranya akan selalu menolong nya dan memaafkan akan kesalahannya.
Wallahu a'lamAbu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
.
..
KEUTAMAAN MENYEBARKAN ILMU SYAR'I DI MEDIA SOSIAL
✅keutamaan
menyebarkan ilmu syar i di medsos akan banyak, kaum muslimin mempelajari
walaupun kita sudah mati, maka Bersemangatlahlah belajar, beramal dan
berdakwah walaupun, hasil share(kopas) yang penting perkataan Allah dan
Rasulullah .
"alquran dan al hadist "
"Anda akan bahagia menerima hasilnya nanti" diakhirat
✅Allah Azza wa jalla berfirman
. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
” (QS:Az-Zalzalah | Ayat: 7).
✅Dari
abu HURAIRAH Radhiallahu anhu "Jika seorang meninggal terputus segala
amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah (seperti membangun
masjid dan semisalnya yang bisa dimanfaatkan setelah meninggalnya), ilmu
yang bermanfaat atau anak salih yang mendoakan kebaikan kedua orang
tuanya"
(HR Imam Muslim)
✅Berkata Dewan Fatwa Kerajaan Saudi yang dipimpin Ibnu Baz rahimahullah:
وكل من ساهم في إخراج هذا العلم النافع يحصل على هذا الثواب العظيم سواء
كان مؤلفا له أو معلما أو ناشرا له بين الناس أو.....أو مساهما في طباعته،
كل بحسب جهده ومشاركته في ذلك.
"Setiap orang yang ikut andil dalam
menyampaikan ilmu akan mendapatkan pahala yang besar ini (yang
disebutkan pada hadits diatas), baik yang menyusun kitab, mengajarkan
ilmu atau menyebarkannya dikalangan manusia ataupun ikut andil dalam
mencetaknya dan setiap muslim akan mendapatkan pahala berdasarkan
ketekunan dan keikut sertaannya didalamnya" lihat Fatawa Lajnah Daimah
11/16
✅Juga hal tersebut masuk dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
من دل على خير فله مثل أجر فاعله
"Barang siapa menunjukkan suatu kebaikan akan mendapatkan pahala yang semisalnya" diriwayatkan Imam Muslim(1893) dari Abu Masud
✅, Medsos ini sarana luar biasa untuk meraub pahala sebanyak banyaknya Jangan menjadikan medsos ladang kemaksiatan.
Disusun oleh Humaira Medina
CARA SUJUD YG BENAR SESUAI DENGAN SUNNAH
Secara umum, tata cara sujud yang benar telah disebutkan dalam hadis berikut:
Nabi ﷺ bersabda,
_“Aku
diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan:
*Dahi dan beliau berisyarat dengan menyentuhkan tangan ke hidung beliau,
dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki.”*_
_(HR. Al Bukhari dan Muslim)_
Berdasarkan hadits, tujuh anggota sujud dapat kita rinci:
a. Dahi dan mencakup hidung
b. Dua telapak tangan
c. Dua lutut
d. Dua ujung-ujung kaki.
Adapun bentuk sujud yang sempurna secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
*1. Menempelkan Dahi dan Hidung di Lantai*
_“Nabi ﷺ *menempelkan* dahi dan hidungnya ke lantai…”._
_(HR. Abu Daud, Turmudzi)_
Nabi ﷺ bersabda,
_*“Tidak ada shalat* bagi orang yang tidak menempelkan hidungnya ke tanah, sebagaimana dia menempelkan dahinya ke tanah.”_
_(HR. Ad Daruqutni dan At Thabrani)_
Hadis ini menunjukkan, menempelkan hidung ketika sujud hukumnya *wajib.*
*2. Meletakkan Kedua Tangan di Lantai dan Sejajar dengan Pundak atau Telinga*
_“Nabi ﷺ meletakkan kedua tangannya (ketika sujud) *sejajar dengan pundaknya.”*_
_(HR. Abu Daud, Turmudzi)_
_Dan terkadang “Beliau meletakkan tangannya *sejajar dengan telinga.”*_
_(HR. Abu Daud dan An Nasa’i dengan sanad shahih)_
*3. Merapatkan Jari-jari Tangan dan Menghadapkannya ke Arah Kiblat*
_“Nabi ﷺ *merapatkan jari-jari* tangan ketika sujud.”_
_(HR. Ibn Khuzaimah dan Al Baihaqi)_
_“Beliau menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat.”_
_(HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih)_
Ibn Umar رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ mengatakan,
_“Nabi
ﷺ suka menghadapkan anggota tubuhnya ke arah kiblat ketika shalat.
*Sampai beliau menghadapkan jari jempolnya ke arah kiblat.”*_
_(HR. Ibn Sa’d)_
*4. Mengangkat Kedua Lengan dan Membentangkan Keduanya Sehingga Jauh dari Lambung.*
_“Beliau tidak meletakkan lengannya di lantai.”_
_(HR. Al Bukhari dan Abu Daud)_
_“Beliau
mengangkat kedua lengannya dan melebarkannya sehingga *jauh dari
lambungnya,* sampai kelihatan ketiak beliau yang putih dari belakang.”_
_(HR. Al Bukhari dan Muslim)_
_“Beliau melebarkan lengannya, sehingga anak kambing bisa lewat di bawah lengan beliau.”_
_(HR. Muslim dan Abu ‘Awanah)_
Nabi
ﷺ sangat bersungguh-sungguh dalam merenggangkan kedua lengannya ketika
sujud, sampai ada sebagian sahabat yang mengatakan, _“Sungguh kami
merasa kasihan dengan Nabi ﷺ karena beliau sangat keras ketika
membentangkan kedua lengannya pada saat sujud.”_
_(HR. Abu Daud dan Ibn Majah, hasan)_
Catatan:
Membentangkan
kedua lengan ketika sujud dianjurkan jika *_tidak mengganggu orang lain
yang berada di sampingnya._* Jika mengganggu orang lain, misalnya
ketika shalat berjamaah, maka tidak boleh membentangkan tangan, *_namun
tetap harus mengangkat siku agar tidak menempel dengan lantai._* Karena
menempelkan siku ketika sujud termasuk tata cara sujud yang dilarang.
*5. Menempelkan Kedua Lutut di Lantai.*
Nabi ﷺ bersabda,
_“Kami diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan: salah satunya *bertumpu pada kedua lutut.”*_
_(HR. Al Bukhari dan Muslim)_
Catatan:
Kedua lutut dirapatkan ataukah direnggangkan?
Tidak
terdapat keterangan tentang masalah ini. Oleh karena itu, posisi lutut
ketika sujud sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi yang paling nyaman
menurut orang yang shalat. Jika dia merasa nyaman dengan merenggangkan
lutut, maka sebaiknya direnggangkan dan sebaliknya, jika dia merasa
nyaman dengan kondisi dirapatkan kedua lututnya, maka sebaiknya
dirapatkan.
Syaikh Ibn Al Utsaimin mengatakan,
_*“Hukum asal
(gerakan shalat) adalah meletakkan anggota badan sesuai dengan kondisi
asli tubuh sampai ada dalil yang menyelisihinya.”*_
(Asy Syarhul Mumthi’, 1:574)
*6. Bersikap I’tidal Ketika Sujud*
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin menjelaskan bahwa yang dimaksud
_“i’tidal
ketika sujud” adalah *merenggangkan antara betis dengan paha, dan
meregangkan antara perut dengan paha*, masing-masing kurang lebih 90
derajat. Namun tidak boleh berlebihan ketika meregangkan betis dengan
paha, sehingga lebih dari 90 derajat._
_(Asy Syarhul Mumthi’, 1:579)_
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
_“Bersikaplah I’tidal ketika sujud.”_
_(HR. Al Bukhari dan Muslim)_
Dari Abu Humaid رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ beliau menceritakan tata cara shalatnya Nabi ﷺ:
_"…Ketika beliau sujud, beliau renggangkan kedua pahanya, *tanpa sedikit pun menyentuhkan paha dengan perut beliau."*_
_(HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh As Syaukani dalam Nailul Authar)_
As
Syaukani mengatakan: _Hadis ini dalil dianjurkannya *meregangkan kedua
paha ketika sujud dan mengangkat perut sehingga tidak menyentuh paha.*
Dan tidak ada perselisihan ulama tentang anjuran ini._
_(Nailul Authar, 2:286)_
*7. Meletakkan Ujung-ujung Kaki dan Ditekuk Sehingga Ujung-ujungnya Menghadap Kiblat*
_“Nabi ﷺ meletakkan dua lututnya dan ujung kedua kakinya di tanah.”_
_(HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih, dinyatakan shahih oleh Al Hakim)_
_“Beliau menegakkan kedua telapak kakinya.”_
_(HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih) Dan “Beliau memerintahkan (umatnya) untuk melakukannya.”_
_(HR. At Turmudzi, Al Hakim)_
_“Beliau *menghadapkan* punggung kakinya dan ujung-ujung jari kaki ke arah kiblat.”_
_(HR. Al Bukhari dan Abu Daud)_
*8. Merapatkan Tumit*
_“Beliau *merapatkan* kedua tumitnya (ketika sujud).”_
_(HR. At-Thahawi dan Ibn Khuzaimah)_
Melaksanakan Gerakan Sujud Sebagaimana di Atas dengan Sungguh-sungguh
Karena demikianlah sunnah yang diajarkan Nabi ﷺ. Agar shalat kita bisa sempurna maka sunnah yang mulia ini harus kita jaga.
Semoga bermanfaat.
إِنْ شَاءَ اللّٰهُ
#UstadzAmmiNurBaits
@konsultasisyariah