SEKILAS TENTANG SURGA

Surga dan Para Penghuninya - Pusat Kajian Hadis 

Surga adalah negeri kemuliaan yang abadi, negeri yang penuh dengan kenikmatan yang sempurna, yang tak ada cela sama sekali. Berbagai kenikmatan telah Allah Ta'ala persiapkan di sana. Dalam hadits qudsi, Allah Ta'ala berfirman:

“Aku telah persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang tak pernah dilihat mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik di hati manusia.” Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Kalau mau, silakan kalian baca:
“Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka. (as-Sajdah: 17)’.” (HR. al-Bukhari no. 3244).

Akan tampak agungnya nikmat surga ketika dibandingkan dengan kesenangan duniawi. Kesenangan dunia dibandingkan dengan kenikmatan akhirat sangatlah rendah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tempat cemeti salah seorang kalian di surga lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. al-Bukhari no. 3250).

Oleh karena itu, masuk surga dan selamat dari neraka adalah kesuksesan yang agung, kemenangan yang besar. Allah Ta'ala berfirman yang artinya:
“Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.” (Ali Imran: 185).

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar.” (at-Taubah: 72).

Setiap muslim pastilah merindukan surga. Merindukan berbagai kenikmatan yang telah dipersiapkan oleh Allah Ta'ala di sana.

Untuk semakin menambah keimanan kita tentang surga dan menambah kerinduan kita kepadanya sehingga semakin bersemangat beribadah kepada Allah Ta'ala, maka kami akan paparkan sekelumit pemandangan surga dan berbagai kenikmatan yang telah disebutkan Allah Ta'ala dan Rasul-Nya.

SIFAT-SIFAT SURGA

Di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah telah banyak disebutkan sifat surga. Dalam kesempatan ini, akan kami sebutkan beberapa di antaranya.

LUAS SURGA

Allah Ta'ala telah menjelaskan tentang luas surga dalam firman-Nya yang artinya:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 133).

SURGA BERTINGKAT-TINGKAT

Telah ada dalam nash yang sahih bahwa surga ada seratus tingkat, jarak antartingkat sejauh langit dan bumi. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

“Sesungguhnya di surga ada seratus tingkat yang dipersiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya. Jarak antartingkat seperti jarak bumi dan langit.” (HR. al-Bukhari no. 2790).

PINTU-PINTU SURGA

Pintu surga ada delapan, salah satunya bernama Rayyan. Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda:

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

“Di surga ada delapan pintu. Ada pintu yang dinamai Rayyan, tidak ada yang masuk melalui pintu tersebut melainkan orang-orang yang puasa.” (HR. Bukhari: 3257).

Akan ada orang yang dipanggil untuk masuk dari semua pintu, di antara mereka adalah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. (lihat Shahih al-Bukhari no. 1879 dan Shahih Muslim no. 2418).

PENJAGA SURGA

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka dibawa ke dalam surga berkelompok-kelompok (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedangkan pintu-pintunya telah terbuka, berkatalah penjaga-penjaganya kepada mereka, “Keselamatan (dilimpahkan) untuk kalian. Berbahagialah kalian! Masukilah surga ini, kalian kekal di dalamnya.” (az-Zumar: 73).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:

آتِى بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

Aku mendatangi pintu surga dan minta untuk dibukakan. Penjaga surga pun berkata, “Siapa kamu?” Aku menjawab, “Muhammad.” Penjaga surga berkata, “Aku telah diperintah membukanya untukmu, dan aku tidak boleh membukanya untuk orang lain sebelummu.” (HR. Muslim no. 507).

Ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa surga ada penjaganya dari kalangan malaikat.

YANG PERTAMA MASUK SURGA

Orang yang pertama masuk surga adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan umat pertama yang masuk surga adalah umat beliau. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

آتِى بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

Aku mendatangi pintu surga dan minta untuk dibukakan. Penjaga surga pun berkata, “Siapa kamu?” Aku menjawab, “Muhammad.” Penjaga surga berkata, “Aku telah diperintah membukanya untukmu, dan aku tidak boleh membukanya untuk orang lain sebelummu.” (HR. Muslim no. 507).

Dalil yang menyatakan bahwa umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang paling dahulu masuk surga adalah hadits:

نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ

“Kita adalah yang terakhir (masanya di dunia), tetapi yang pertama di hari kiamat. Kitalah yang akan masuk surga lebih dahulu.” (HR. Muslim).

BANGUNAN DI SURGA

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu:

سُئِلَ رَسُولُ اللهِ n عَنِ الْجَنَّة: كَيْفَ هِيَ؟ قَالَ: مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَحْيَى لاَ يَمُوتُ، وَيَنْعَمُ لاَ يَبْأَسُ، وَلاَ تَبْلَى ثِيَابُهُ، وَلاَ يُبْلَى شَبَابُهُ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، كَيْفَ بِنَاؤُهَا؟ قَالَ: لَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ، وَلَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، مِلاَطُهَا مِسْكٌ، وَحَصْبَاؤُهَا اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ، وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang surga, “Bagaimanakah surga?” Beliau menjawab, “Barang siapa yang masuk surga akan terus hidup tak akan mati, terus akan mendapatkan kenikmatan tidak akan susah, tak akan lapuk bajunya, dan tak akan hilang masa mudanya.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, bagaimana bangunannya?” Beliau menjawab, “Ada yang batanya dari perak dan ada yang dari emas, (adukan) semennya adalah misik, kerikilnya adalah mutiara dan permata, dan tanahnya adalah za’faran.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam tahqiq Misykatul Mashabih).

KEMAH-KEMAH DI SURGA

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“(Bidadari-bidadari) yang pandangan mereka hanya kepada suami dipingit dalam kemah-kemah.” (ar-Rahman: 72).

Dari Abu Bakr bin Abdullah bin Qais, dari ayahnya radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ خَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ مُجَوَّفَةٍ، عَرْضُهَا سِتُّونَ مِيلاً

“Di surga ada kemah dari mutiara yang dilubangi, lebarnya enam puluh mil.” (HR. al-Bukhari no. 4879).

PASAR DI SURGA

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'abhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً

“Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allah, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik’.” (HR. Muslim no. 7324).

SIFAT-SIFAT WANITA SURGA

Allah Ta'ala dan Rasul-Nya telah menyebutkan sifat-sifat wanita surga, di antara sifat wanita surga:

• Akhlak dan Tubuh Mereka Telah Disucikan

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Bagi mereka istri-istri yang telah disucikan.” (al-Baqarah: 25).

Asy-Syaikh Abdurahman as-Sa’di berkata, “Mereka disucikan akhlak dan tubuhnya. Lisan dan pandangan mereka telah disucikan.”

• Tidak Pernah Disentuh Pria Lain dan Tidak Memandang Pria Lain

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (ar-Rahman: 56).

• Usia Mereka Sebaya

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan. (Yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, wanita-wanita yang sebaya.” (an-Naba: 31—33).

• Mereka Dijadikan oleh Allah Ta'ala sebagai Gadis

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (al-Waqiah: 35—37).

Tentang ayat ini, ada dua penafsiran:
1. Maksudnya adalah bidadari.
2. Yang dimaksud adalah wanita dari kalangan bani Adam, yakni Allah Ta'ala kembalikan mereka menjadi gadis.

Dalam satu riwayat disebutkan, “Pernah seorang wanita tua minta agar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakannya masuk surga. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, ‘Wahai Ummu Fulan, surga tidak dimasuki wanita tua.’ Wanita itu pun kembali dan menangis. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Kabarkan kepadanya, dia tak akan masuk surga dalam keadaan tua renta, karena Allah berfirman:
‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.’ (al-Waqiah: 35—37).” (Dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Mukhtashar asy-Syama’il).

Sifat-sifat di atas hanya sebagian kecil dari sifat wanita surga yang telah disebutkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah.

MAKANAN AHLI SURGA

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Dan buah-buahan yang mereka pilih dan daging burung yang mereka inginkan.” (al-Waqi’ah: 20—21).

BUAH-BUAHAN DI SURGA BANYAK DAN TIDAK TERPUTUS

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, serta kasur-kasur yang tebal lagi empuk.” (al-Waqi’ah: 32—34).

“Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu’.” (al-Haqqah: 23—24).

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata,

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا نَزَعَ ثَمَرَةً مِنَ الْجَنَّةِ عَادَتْ مَكَانَهَا أُخْرَى

“Seorang penghuni surga jika memetik buah di surga, buah yang lain akan menempati tempatnya.” (HR. ath-Thabarani, dinyatakan sahih dalam Jami’ ash-Shagir no. 1617 dan ash-Shahihah no. 1598).

MINUMAN AHLI SURGA

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Yaitu) mata air (dalam surga) yang darinya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (al-Insan: 5—6).

“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.” (al-Insan: 17—18).

Abu Umamah radhiayallahu 'anhu mengatakan, “Seorang penghuni surga ingin meminum minuman. Datanglah ceret ke tangannya kemudian ia pun minum dan ceret tersebut kembali ke tempatnya.” (Dinyatakan mauquf oleh asy-Syaikh al-Albani)

SUNGAI DI SURGA

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (Muhammad: 15).

KENIKMATAN TERTINGGI DI SURGA: MELIHAT ALLAH TA'ALA

Kenikmatan penduduk surga yang paling agung adalah melihat wajah Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

“Wajah-wajah mereka itu berseri-seri karena melihat Rabbnya.” (al-Qiyamah: 22—23).

“Bagi orang-orang yang berbuat baik al-husna dan tambahannya.” (Yunus: 26).

Para ahli tafsir berkata, “Al-husna adalah surga. Tambahannya adalah melihat wajah Allah Ta'ala.”

Dari Shuhaib, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata,

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ -قَالَ- يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا، أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآيَةَ: { ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ}

“Ketika penduduk surga masuk ke dalamnya, Allah Ta'ala berfirman, ‘Kalian ingin Aku menambah (nikmat) untuk kalian?’ Penduduk surga pun berkata, ‘Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan menyelamatkan kami dari neraka?’ Rasulullah berkata, “Allah Ta'ala membuka hijab (sehingga mereka melihat Allah). Tidaklah mereka diberi nikmat yang lebih mereka senangi selain melihat Rabb mereka.” Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca:
“Bagi orang-orang yang berbuat baik al-husna dan tambahannya (Yunus: 26).” (HR. Muslim).

Demikianlah sebagian keindahan dan kenikmatan surga yang Allah Ta'ala persiapkan. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penduduk surga-Mu!

BERSEGERALAH KE SURGA ALLAH TA'ALA DENGAN SEGERA BERTOBAT, BERIMAN, BERAMAL SHOLEH, BERTAQWA, & ISTIQOMAH SAMPAI AKHIR HAYAT

Sahabat Nabi adalah generasi terbaik umat ini dan paling paham masalah agama, maka mereka adalah orang-orang yang paling semangat mendapatkan surga-Nya. Kita dapatkan banyak riwayat yang menunjukkan semangat para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mendapatkan surga walau dengan mengorbankan jiwa raga dan harta mereka. Di antara kisah tersebut adalah sebagai berikut.

• KISAH ANAS BIN NADHR RADHIYALLAHU 'ANHU

Ketika di Perang Uhud, beliau melihat sebagian orang mundur. Namun, beliau tetap maju sembari berkata kepada Sa’d bin Mu’adz radhiyallahu 'anhu, “Wahai Sa’d, demi Rabb, aku telah mencium wangi surga di dekat Uhud.”
Anas radhiyallahu 'anhu berkata, “Kami temukan di tubuhnya ada delapan puluh lebih tusukan pedang, tombak, atau panah. Kami dapati beliau telah meninggal dan dicacah oleh orang musyrikin. Tidak ada yang mengenalinya selain saudarinya.” (Muttafaq alaih)

• UMAIR BIN AL-HUMAM RADHIYALLAHU 'ANHU

Di Perang Badar, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Berdirilah kalian untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi!”
Umair bin al-Humam al-Anshari radhiyallahu 'anhu berkata, “Wahai Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi?”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”
Umair berkata, “Bakh. Bakh.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Apa yang menyebabkan kamu berkata demikian?”
Umair radhiyallahu 'anhu berkata, “Tidak ada, demi Allah. Hanya saja aku ingin menjadi penghuninya.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Engkau termasuk penghuninya.”
Umair lalu mengeluarkan beberapa kurma dari wadahnya kemudian memakan sebagiannya dan berkata, “Kalau aku harus menghabiskan kurma-kurmaku ini, berarti hidup masih lama.” Beliau pun melemparnya dan memerangi musuh hingga meninggal. (HR. Muslim)

• ABU DAHDAH RADHIYALLAHU 'ANHU

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata, “Betapa banyak kurma yang bergelantungan di pohonnya untuk Abu Dahdah di surga.” (Dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam Shahih Jami’ush Shagir no. 4574)

Apa sebab beliau mendapat keutamaan ini? Dalam riwayat lain dijelaskan sebabnya. Ketika turun ayat:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak?” (al-Baqarah: 245).

Abu Dahdah radhiyallahu 'anhu berkata, “Wahai Rasulullah, Allah ingin meminjam dari kita?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Benar, wahai Abu Dahdah.” Abu Dahdah berkata, “Perlihatkanlah tanganmu kepadaku, ya Rasulullah, aku telah meminjamkan kebun kurmaku kepada Rabbku.” Ibnu Mas’ud berkata, “Kebun kurmanya berisi enam ratus pohon kurma.” (Dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam takhrij Musykilatul Faqr)

• WANITA YANG SERING TIDAK SADARKAN DIRI

Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku sering tidak sadarkan diri (epilepsi) dan (ketika itu) tersingkap hijabku. Doakanlah aku agar disembuhkan oleh Allah.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau bersabar, engkau akan mendapatkan surga. Namun, kalau memang engkau mau didoakan, aku akan mendoakanmu.”
Wanita tadi berkata, “Kalau begitu aku akan sabar.” (Muttafaq ‘alaih)

Marilah kita bersegera mengamalkan amalan yang mengantarkan ke surga Allah Ta'ala, dengan meningkatkan tauhid, iman, dan ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala serta melakukan berbagai amalan yang telah dijanjikan dengan surga-Nya.

Wallahu a’lam.

** Diringkas dari tulisan Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak melalui asysyariah.com


Allahu a'lam

Share:

SELUK BELUK NERAKA

Orang Rajin Salat, Puasa, dan Haji Tapi kok Masuk Neraka? Ini Penjelasan  Ustaz Adi Hidayat
APA ITU NERAKA?

Neraka adalah tempat yang disiapkan oleh Allah untuk orang-orang kafir, orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya, serta orang-orang yang melanggar syari’at-Nya. Masuk neraka adalah sebuah kehinaan. Allah Ta’ala berfirman,

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Ya Rabb kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolong pun” (QS. Ali ‘Imran: 192).

MASUK NERAKA ADALAH KERUGIAN YANG SANGAT BESAR

Allah Ta’ala berfirman,

إن الخاسرين الذي خسروا أنفسهم وأهليهم يوم القيامة ألا ذلك هو الخسران المبين

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata’” (QS. Az-Zumar: 15).

NERAKA ADALAH TEMPAT TERBURUK

Allah Ta’ala berfirman,

إنها سآءت مستقراً ومقاماً

“Sesungguhnya neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman” (QS. Al-Furqan: 66).

Berikut ini beberapa seluk-beluk seputar neraka, semoga dengan mengetahuinya dapat membantu kita meneguhkan diri untuk menjauhi hal-hal yang bisa menjerumuskan kita ke dalamnya.

NERAKA DAN SURGA ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG SUDAH DICIPTAKAN DAN KEKAL

Allah Ta’ala berfirman tentang surga,

أعدت للمتقين

“Surga (telah) dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali ‘Imran: 133).

Allah Ta’ala berfirman tentang neraka,

أعدت للكافرين

“Neraka (telah) dipersiapkan bagi orang-orang kafir” (QS. Ali ‘Imran: 133).

Kedua ayat ini menggunakan fi’il madhi أعدت yang menunjukkan perbuatan yang sudah dilakukan. Kemudian Allah juga menceritakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam pernah melihat surga,

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15)

“Dan sesungguhnya ia (Muhammad) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal” (QS. An-Najm: 13-15).

Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam juga menegaskan hal tersebut,

أني رأيت الجنة، فتناولت عنقوداً، ولو أصبته لأكلتم منه ما بقيت الدنيا، ورأيت النار، فلم أر منظراً كاليوم قط أفظع، ورأيت أكثر أهلها النساء “، قالوا: بم، يا رسول الله؟ قال: “بكفرهن” قيل: يكفرن بالله؟ قال: ” يكفرن العشير، ويكفرن الإحسان، لو أحسنت إلى إحداهن الدهر كله، ثم رأت منك شيئاً، قالت: ما رأيت خيراً قط”

“Sungguh aku tadi melihat surga. Aku berupaya meraih setandan buah-buahan di dalamnya. Andai kalian mendapatkannya lalu memakannya, niscaya kalian tidak butuh lagi makanan di dunia. Kemudian aku melihat neraka. Belum pernah aku melihat pemandangan yang mengerikan seperti itu. Dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita. Para sahabat bertanya, ‘Mengapa demikian wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Sebab mereka telah kufur.’ Para sahabat bertanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Rasulullah menjawab, ’Mereka kufur (nikmat) terhadap suami mereka, mereka kufur terhadap kebaikan suami mereka. Apabila kalian (para suami) berbuat baik pada istri-istrinya sepanjang waktu, lalu istri kalian melihat sesuatu yang kurang baik darimu, dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikanmu sedikit pun’” (HR. Bukhari no. 1052, Muslim no. 907).

NERAKA MEMILIKI PENJAGA-PENJAGA

Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ.إِذَآ أُلْقُواْ فِيهَا سَمِعُواْ لَهَا شَهِيقاً وَهِيَ تَفُورُ.تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ

“Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, ‘Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?’” (QS. Al-Mulk: 6-8).

NERAKA MEMILIKI PINTU-PINTU

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ.لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُومٌ

“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka” (QS. Al-Hijr: 43-44).

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, ‘Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Benar (telah datang).’ Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir’” (QS. Az-Zumar: 71).

NERAKA MEMILIKI 70.000 TALI YANG DITARIK MALAIKAT

Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

يُؤتى بالنارِ يومَ القيامةِ لها سبعون ألفَ زمامٍ مع كلِّ زمامٍ سبعون ألفَ ملَكٍ يجرُّونَها

“Neraka (Jahannam) pada hari kiamat akan didatangkan, ia memiliki 70.000 tali. Pada setiap talinya terdapat 70.000 malaikat yang menariknya” (HR. Muslim no: 2842).

DINERAKA ADA RANTAI DAN BELENGGU BAGI PENDUDUKNYA

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّآ أَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ سَلَٰسِلَاْ وَأَغۡلَٰلٗا وَسَعِيرًا

“Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala” (QS. Al-Insan: 4).

Allah Ta’ala juga berfirman,

إِذِ اْلأَغْلاَلُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلاَسِلُ يُسْحَبُونَ فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ

“ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, sambil mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar di dalam api” (QS. Ghafir: 71-72).

PANASNYA API DIDUNIA HANYA 1/70 BAGIAN DARI API NERAKA

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

نَارُكم هذِه ما يُوقدُ بنُو آدمَ جُزْءٌ واحدٌ من سبعين جزءاً من نار جهنَّم

“Api yang dinyalakan oleh Ibnu Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya api Jahannam” (HR. Bukhari no. 3265, Muslim no. 2834).

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالُواْ لَا تَنفِرُواْ فِي ٱلۡحَرِّۗ قُلۡ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرّٗاۚ لَّوۡ كَانُواْ يَفۡقَهُونَ

“Orang-orang munafik berkata, ‘Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.’ Katakanlah, ‘Api neraka Jahannam itu lebih panas(nya),’ jikalau mereka mengetahui” (QS. At-Taubah: 81).

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَاأَدْرَاكَ مَاهِيَهْ نَارٌحَامِيَةُ

“Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu ? (yaitu) api yang sangat panas” (QS. Al-Qari’ah: 10-11).

NERAKA JUGA MENYIKSA DENGAN DINGIN YANG LUAR BIASA

Allah Ta’ala berfirman,

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا

“ِmereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan air yang sangat dingin” (QS. An Naba’: 24-25).

Ghassaq ditafsirkan oleh sebagian ulama sebagai nanah, dan sebagaian ulama yang lain menafsirkan bahwa ghassaq adalah air yang busuk yang sangat dingin. Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya menggabungkan dua makna ini, maka ghassaq adalah air yang busuk yang luar biasa dingin tak tertahankan, yang berasal dari nanah dan keringat penghuni neraka.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

اشتَكَتِ النارُ إلى ربها ، فقالتْ : ربِّ أكلَ بعضي بعضًا ، فأذِنَ لها بِنَفَسَيْنِ: نَفَسٍ في الشتاءِ ونَفَسٍ في الصيفِ ، فأشدُّ ما تجدونَ من الحرِّ ، وأشدُّ ما تجدون من الزَّمْهَرِيرِ

“Neraka mengadu kepada Rabb-nya, ia berkata, ‘Rabb-ku, sebagian dariku menghancurkan sebagian yang lainnya. Allah berfirman kepada neraka, ‘Jika demikian maka engkau dapat bernafas dua kali: satu nafas di musim dingin dan satu nafas di musim panas.’ Maka itulah panas yang paling panas dan dingin yang paling dingin” (HR. Bukhari no. 3260, Muslim no. 617).

BAHAN BAKAR NERAKA

Bahan bakar neraka adalah manusia yang durhaka serta batu-batu. Allah Ta’ala berfirman,

ياٰأيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras lagi tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahrim: 6).

NERAKA SANGAT DALAM

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, beliau berkata,

كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ وَجْبَةً فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَدْرُونَ مَا هَذَا قَالَ قُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الْآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا

“Kami pernah bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam tiba-tiba beliau mendengar seperti suara benda jatuh ke dasar. Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya, ‘Tahukah kalian suara apa itu?’ Kami menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Ini adalah batu yang dilemparkan ke neraka sejak 70 tahun yang lalu dan sekarang baru mencapai dasarnya’” (HR. Muslim no. 2844).

MAKANAN DAN MINUMAN PENDUDUK NERAKA

Minuman penduduk neraka adalah air yang mendidih dan nanah. Allah Ta’ala berfirman,

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا

“ِmereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah” (QS. An Naba’: 24-25).

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَسُقُوا مَاء حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءهُمْ

“Mereka (penghuni neraka) diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong usus-usus mereka” (QS. Muhammad: 15).

Diantara makanan penduduk neraka adalah buah zaqqum. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ طَعَامُ الْأَثِيمِ كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ كَغَلْيِ الْحَمِيمِ

“Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas” (QS. Ad-Dukhan: 43-46).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai ngerinya buah zaqqum,

لَوْ أنَّ قطْرةً من الزَّقُّومِ قَطَرَتْ في دار الدُّنْيَا لأفْسَدَتْ على أهلِ الدنيا مَعَايِشَهُمْ

“Kalaulah saja setetes dari buah zaqqum menetes di dunia, niscaya akan menimbulkan kerusakan terhadap kehidupan penduduk dunia” (HR. At Tirmidzi no. 2585, ia berkata, “hasan shahih”).

Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

على الله عهداً لمنْ شرب المسكرات لَيَسقيِه من طِينةِ الخبَالِ. قالوا: يا رسولَ الله وما طينةُ الخبَالِ؟ قال: عَرقُ أهل النار أو عُصَارةُ أهلِ النارِ

“Allah berjanji kepada peminum khamr bahwa mereka akan diberi minum berupa thinatul khabal. Para sahabat bertanya, ‘Apakah thinatul khabal itu?’ Nabi menjawab, ‘Yaitu keringatnya  penghuni neraka atau ekstrak dari para penghuni neraka’” (HR. Abu Daud no. 3680, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

PAKAIAN PENDUDUK NERAKA

Allah Ta’ala berfirman,

فَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ قُطِّعَتۡ لَهُمۡ ثِيَابٞ مِّن نَّارٖ يُصَبُّ مِن فَوۡقِ رُءُوسِهِمُ ٱلۡحَمِيمُ ٩ يُصۡهَرُ بِهِۦ مَا فِي بُطُونِهِمۡ وَٱلۡجُلُودُ ٢٠ وَلَهُم مَّقَٰمِعُ مِنۡ حَدِيدٖ ١ كُلَّمَآ أَرَادُوٓاْ أَن يَخۡرُجُواْ مِنۡهَا مِنۡ غَمٍّ أُعِيدُواْ فِيهَا وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ

“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (QS. Al-Hajj: 19-21).

SIKSAAN PALING RINGAN DINERAKA

Dari An Nu’man bin Basyir radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّ أهْوَنَ أهل النارِ عذاباً مَنْ لَهُ نَعْلانِ وشِرَاكانِ من نارٍ يَغلي منهما دماغُه كما يغلي المِرْجَل ما يَرَى أنَّ أحداً أشدُّ منهُ عَذَاباً وإنَّهُ لأهْونُهمْ عذاباً

”Penduduk neraka yang paling ringan siksaannya di neraka adalah seseorang yang memakai dua sandal neraka yang memiliki dua tali. Kemudian otaknya mendidih karena panasnya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Orang tersebut merasa tidak ada orang lain yang siksanya lebih pedih dari siksaannya. Padahal siksaannya adalah yang paling ringan diantara mereka” (HR. Muslim no. 213).

Dalam riwayat lain disebutkan orang tersebut adalah Abu Thalib, paman Nabi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّ أهْوَنَ أهلِ النارِ عَذَابًا أبو طالبٍ في رِجلَيْهِ نعلانِ من نارٍ يغْلِي منهما دِمَاغُهُ

“Penduduk neraka yang paling ringan siksaannya di neraka adalah Abu Thalib. Ia memakai dua sandal neraka yang membuat otaknya mendidih karena panasnya” (HR. Ahmad 4/241, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dalam ta’liq-nya terhadap Musnad Ahmad).

SATU CELUPAN SAJA DI NERAKA MEMBUAT KENIKMATAN DUNIA TIDAK ADA ARTINYA

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يُؤتَى بأنْعَم أهل الدنيا مِنْ أهل النار فيُصْبَغُ في النارِ صَبْغَةً ثم يُقَال: يا ابنَ آدمَ هل رأيتَ خيراً قطُّ هل مَرَّ بكَ نعيمٌ قط؟ فيقولُ لا والله يا ربِّ، ويؤْتَى بأشَدِّ الناسِ بؤساً في الدنيا مِنْ أهل الجنة فيصبغُ صبغةً في الجنة فيقال: يا ابن آدمَ هل رأيتَ بؤساً قط؟ هل مَرَّ بك من شدة قط؟ فيقولُ: لا والله يا ربِّ ما رأيتُ بؤساً ولا مرّ بِي مِنْ شدةٍ قَطُّ

“Didatangkan penduduk neraka yang paling banyak nikmatnya di dunia pada hari kiamat. Lalu ia dicelupkan ke neraka dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kebaikan sedikit saja? Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sedikit saja?’ Ia mengatakan, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku.” Didatangkan pula penduduk surga yang paling sengsara di dunia. Kemudian ia dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan keburukan sekali saja? Apakah engkau pernah merasakan kesulitan sekali saja?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku! Aku tidak pernah merasakan keburukan sama sekali dan aku tidak pernah melihatnya tidak pula mengalamminya” (HR. Muslim no. 2807).

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يقولُ اللهُ تعالَى لأهونِ أهلِ النَّارِ عذابًا يومَ القيامةِ : لو أنَّ لك ما في الأرضِ من شيءٍ أكنتَ تفتدي به ؟ فيقولُ : نعم ، فيقولُ : أردتُ منك أهونَ من هذا ، وأنت في صلبِ آدمَ : ألَّا تُشرِكَ بي شيئًا ، فأبيتَ إلَّا أن تُشرِكَ بي

“Dikatakan kepada seorang penduduk neraka yang paling ringan adzabnya di hari kiamat, ‘Andai engkau memiliki semua yang ada di bumi apakah engkau akan menebus dengannya (agar keluar dari neraka)? Ia menjawab, ‘Ya.’ Maka Allah berfirman, ‘Sungguh Aku menghendaki darimu yang lebih mudah dari hal itu, sejak engkau masih menjadi tulang sulbi Adam, yaitu engkau tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, namun engkau enggan, dan engkau menyekutukanku” (Hr. Bukhari no. 6557, Muslim no. 2805).

Demikian sedikit papar mengenai sifat-sifat neraka. Semoga kita senantiasa ingat akan akhirat dan ingat akan ngerinya neraka, sehingga senantiasa bersemangat dalam kebaikan dan istiqamah dalam ketaatan, semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari neraka dan mengumpulkan kita semua di Jannah-Nya.

*

Referensi utama: Washfun Naar, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, http://ar.islamway.net/article/1700

** Penyusun: Ustadz Yulian Purnama at Muslim.or.id

Allahu a'lam

Share:

BERTAKWA KEPADA ALLAH, DI SAAT SENDIRI

 6 Perbedaan Kutub Utara dan Kutub Selatan, Lebih Dingin Mana? : Okezone  Travel

Dari sahabat Tsauban rodhiyallahu ‘anhu,  Rosulullah  shollallahu ’alaihi wasallam bersabda,

لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا

“Sungguh aku mengetahui bahwa ada beberapa kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan- kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih. Namun, Allah menjadikannya debu yang berhamburan..”

Tsauban rodhiyallahu ‘anhu berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ

“Wahai Rosulullah, mohon sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami. Tolong jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak termasuk dari mereka sementara kami tidak mengetahuinya..”

🌴🌴🌴
Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا

“Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian. Mereka beribadah di sebagian malamnya, sebagaimana kalian mengerjakannya. Namun, mereka adalah beberapa kaum yang apabila sedang menyendiri dengan perkara-perkara yang diharamkan Allah, mereka melanggarnya..”

[ HR. Ibnu Majah no. 4245 ]

Hadits ini dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohih Ibn Majah no. 3442.

Waallahu a'lam

Share:

TIGA WASIAT NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

 
Ternyata 5 Pilihan Padang Pasir Ini Terluas yang Ada di Dunia Loh! |  SUPERLIVE

Dari Abu Ayyub Al Anshari radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Seorang laki-laki menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: “Ya Rasulullah. Berilah aku nasihat yang ringkas.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
1). Kalau engkau mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak meninggalkan (dunia).
2). Janganlah kamu mengatakan suatu perkataan yang akan kamu sesali (dikemudian hari), dan
3). Perbanyaklah rasa putus asa terhadap apa yang ditangan manusia.

[HR. Ahmad no. 23498 dan Ibnu Majah no. 4171. Lihat Ash-Shahihah no. 401]

Hadis yang mulia ini berisi tiga wasiat agung yang mengumpulkan semua kebaikan. Barang siapa yang memahaminya dan mengamalkannya, niscaya mendapatkan semua kebaikan di dunia dan di akhirat.

• Pertama: Wasiat untuk mendirikan shalat, memperhatikan dan melaksanakannya dengan baik.
• Kedua: Wasiat menjaga dan menahan lisan.
• Ketiga: Ajakan memiliki sifat Qona'ah dan menggantungkan hati hanya pada Allah Azza wa Jalla dan sama sekali tidak mengharapkan apa yang dimiliki orang lain.

Waallahu a'lam
#tambah reff klik bit.ly/abuaish

Share:

TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

 
Khutbah Jum'at: Tujuan Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur'an - Tanwir.ID

Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidaklah semata mata karena hanya suka-suka saja. Bahkan seekor nyamuk pun tidaklah diciptakan sia-sia. Allah Ta’ala berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115).

Tulisan singkat ini akan membahas 2 tujuan utama penciptaan manusia

1. Mengilmui Tentang Allah
Allah Ta’ala berfirman

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).

Allah menceritakan bahwa penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui tentang ke Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah lah pemilik jagad raya ini dengan ilmu Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah, karena ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

2. Untuk Beribadah Kepada Allah Semata
Allah Ta’ala berfirman

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).

Ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena tauhid adalah bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.

Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan adalah agar berilmu. Maka buah dari ilmu adalah beramal. Tidaklah ilmu dicari dan dipelajari kecuali untuk diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan buahnya. Karena ilmu adalah buah dari amal.

Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi motivasi kita untuk semangat mencari ilmu dan mengamalkan ilmu yang telah di dapatkan. Sebagaimana yang telah Allah sebutkan pada 2 ayat di atas, sebagai konsekuensi kita diciptakan sebagai manusia. Wallahul Muwaffiq.



Penulis: Wiwit Hardi P.
Sumber: https://muslimah.or.id/7109-2-tujuan-penciptaan-manusia.html

Share:

DIANTARA 10 KEUTAMAAN EMPAT KALIMAT MULIA

 Manfaat Dzikir Dan Do'a | kuncikebaikan.com

Berikut adalah beberapa keutamaan dari EMPAT kalimat mulia :
Subhaanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, wallahu akbar

1️⃣ KALIMAT YANG ALLAH PALING CINTAI

Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda ,

“Ucapan yang paling dicintai Allah ada empat, tidak mengapa bagimu memulai dari yang mana saja, SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR..”
[ HR. Muslim no. 2137 ]

2️⃣ BERPUTAR MENGELILINGI ‘ARSY ALLAH

Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Sungguh kalimat-kalimat dzikir yang kalian ucapkan dari keagungan Allah seperti tasbiih (SUBHAANALLAH), takbiir (ALLAHU AKBAR), tahliil (LAA ILAAHA ILLALLAH) dan tahmiid (ALHAMDULILLAH) akan berputar mengelilingi ‘Arsy Allah, dan kalimat-kalimat dzikir itu mengeluarkan dengungan seperti suara lebah seraya menyebut-nyebut nama orang yang mengucapkannya.. Tidakkah salah seorang di antara kalian suka bila ada dari amalannya yang senantiasa disebutkan di sisi Allah..?”
[ HR. Ibnu Majah no. 3809 ]

3️⃣ LEBIH BAIK DARIPADA DUNIA DAN SEISINYA

Dari sahabat Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam telah bersabda:

“Sesungguhnya membaca SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR, adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari..”
[HR. Muslim no. 2695].

Al Munawi rohimahullah mengatakan, “Segala sesuatu yang dikatakan antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari sesuatu yang terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang menggambarkan dunia dan seisinya..” (Faidul Qodir, Al Munawi, Masqi’ Ya’sub, 5/360.

4️⃣ TANAMAN DI SURGA

⚉ Dari sahabat Abu Hurairah rodhiyallahu’anhu, bahwasanya Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam ketika melewatinya yang sedang menanam tanaman, beliau berkata, “Apa yang engkau tanam..?”
Abu Hurairah menjawab, “Tanaman untukku..”

Lalu Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Wahai Abu Hurairah, maukah engkau aku tunjukkan pada tanaman yang lebih baik dari tanaman ini (yang engkau tanam)..?”
Jawab Abu Hurairah, “Mau ya Rosulullah..”

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah, SUBHANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR niscaya akan ditanamkan untukmu dengan setiap kalimat tersebut, sebuah pohon di surga..”
[HR. Ibnu Majah no. 3807. Hasan Shohih Targhib no. 1549].

⚉ Dari sahabat Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Aku pernah bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisro`kan, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut adalah datar, tanamannya adalah kalimat SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR..”
[HR. Tirmidzi no. 3462].

5️⃣ MENAMBAH KEBAIKAN DAN MENGHAPUS KESALAHAN

Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR.. barangsiapa mengucapkan SUBHAANALLAH, maka akan dituliskan untuknya 20 kebaikan dan dihapuskan darinya 20 kesalahan, dan barangsiapa mengucapkan ALLAHU AKBAR maka akan dituliskan untuknya seperti itu pula, dan barangsiapa mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH maka akan dituliskan untuknya seperti itu pula, dan barangsiapa mengucapkan ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘AALAMIIN dari dalam hatinya, maka akan dituliskan untuknya 30 kebaikan dan dihapuskan darinya 30 kesalahan..”
[ HR. Ahmad no. 7746 ].

6️⃣ MENGHAPUS KESALAHAN SEBANYAK BUIH DI LAUTAN

⚉ Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang bertasbiih (SUBHAANALLAH) sebanyak 33x, bertahmiid (ALHAMDULILLAH) sebanyak 33x, dan bertakbiir (ALLAHU AKBAR) sebanyak 33x setelah melaksanakan sholat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.”
[ HR. Muslim no. 597 ].

⚉ Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa membaca ketika beranjak ke tempat tidurnya,
LAA ILAAHA ILLALLAH, WAHDAHU LAA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYA-IN QODIIR, LAA HAWLA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH,
SUBHAANALLAH
WALHAMDULILLAH
WALAA ILAAHA ILLALLAH
WALLAHU AKBAR
niscaya dosa-dosanya diampuni walaupun ia seperti buih di lautan..”
[HR Ibnu Hibban – Shohiih – at Targhiib wat Tarhiib 2/607 ].

7️⃣ MENGGUGURKAN DOSA SEBAGAIMANA BERGUGURANNYA DAUN YANG TELAH KERING

Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam suatu hari berjalan bersama para sahabatnya, dan ketika itu beliau membawa tongkat di tangannya.. lalu beliau melewati pohon yang dedaunannya telah kering dan memukul pohon itu dengan tongkat yang ada di tangannya maka daun-daun yang kering itu berguguran.. dan saat para sahabat melihat dedaunan pohon itu berguguran di depan mereka, maka Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “sesungguhnya kalimat SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR menggugurkan dosa-dosa seorang hamba sebagaimana dedaunan pohon ini berguguran..”
[ HR. at-Tirmidzi – shohih ].

8️⃣ PENAWAR RASA BAKHIL, PENGECUT DAN LEMAH DALAM IBADAH MALAM

Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah membagi bagikan akhlak kepada kalian sebagaimana membagi bagikan rezeki, sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada yang Dia cintai dan yang tidak Dia cintai, dan tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang Dia cintai. Barangsiapa yang merasa bakhil untuk menginfakkan hartanya, atau merasa pengecut untuk menjihadi musuh, atau merasa lemah untuk melewati malam dengan ibadah, hendaklah ia memperbanyak ucapan SUBHAANALLAH, WALHAMDULILLAH, WALAA ILAAHA ILLALLAH, WALLAHU AKBAR..”
[ HR Ibnu Abi Syaibah, silsilah shohihah 6/688 ].

9️⃣ SETIAP KALIMAT ADALAH SEDEKAH

Dari Abu Dzar rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam berkata kepada Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam, “Wahai Rosulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka..”

Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bersedekah..? Sesungguhnya tiap-tiap TASBIIH (SUBHAANALLAH) adalah sedekah, tiap-tiap TAKBIIR (ALLAHU AKBAR) adalah sedekah, tiap-tiap TAHMIID (ALHAMDULILLAH) adalah sedekah, tiap-tiap TAHLIIL (LAA ILAAHA ILLALLAH) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah sedekah..”

Mereka bertanya, “Wahai Rosulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala..?”
Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala..”
[ HR. Muslim no. 2376

1️⃣0️⃣ SAMA DENGAN MEMBEBASKAN BUDAK, MEYIAPKAN KUDA PERANG, UNTA DAN MEMENUHI LANGIT DAN BUMI

Dari Ummu Hani’ bintu Abi Tholib dia berkata, “Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, “Wahai Rosulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk..”

Beliau bersabda, “Bertasbihlah (mengucapkan SUBHAANALLAH) kepada Allah 100 kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan Isma’il. Bertahmidlah (mengucapkan ALHAMDULILLAH) kepada Allah 100 kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah (mengucapkan ALLAHU AKBAR) kepada Allah dengan 100 takbiir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut. Bertahlillah (mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH) kepada Allah 100 kali..”
Ibnu Khalaf berkata, “saya mengira beliau bersabda: ‘Karena ia memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu..” {HR. Ahmad 6/344. Ash Shilsilah Ash Shohihah no. 1316}.

Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya.
___
Semoga bermanfaat
##Tambah referensi klik bit.ly/abuaish

Share:

KEJAHILAN BERDAKWAH TANPA ILMU

 Poster Islami Beramal tanpa ilmu itu sangat buruk bahkan sesat dan  menyesatkan - BimbinganIslam.com

Dakwah di atas kejahilan itu lebih banyak bermadharat daripada manfaatnya. Karena da’i yang jahil dia mendudukkan dirinya sebagai pemberi petunjuk. Jika dia jahil maka dia akan menjadi da’i yang sesat dan menyesatkan. Na’udzu billahi. Dan kejahilan da’i tersebut menjadi jahil kuadrat. Jahil kuadrat lebih dahsyat daripada jahil biasa. Jahil bisa mencegah orang tersebut untuk berbicara (tentang agama) dan memungkinkannya untuk menghilangkannya dengan belajar. Namun yang menjadi masalah besar jika kejahilannya itu kuadrat (dia tidak sadar kalau jahil). Orang seperti ini tidak mau diam bahkan terus asyik ceramah di atas kejahilannya. Maka pada saat itulah dia akan lebih banyak menghancurkan daripada mencerahkan.

Sesungguhnya berdakwah kepada Allah tanpa ilmu itu menyelisihi dakwah Nabi ﷺ dan para pengikut beliau. Dengarkanlah kepada firman Allah yang memerintahkan kepada nabi-Nya ﷺ untuk berkata:

قُلۡ هَـٰذِهِۦ سَبِيلِىٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ‌ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۟ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِى‌ۖ وَسُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۟ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

"Katakanlah: 'Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan ilmu yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik'.” (QS. Yusuf: 108).

Orang yang mengikuti beliau adalah yang berdakwah kepada Allah di atas ilmu dan bukan di atas kejahilan.

Imam Bukhari rahimahullahu menulis dalam kitab shahihnya bab “Berilmu sebelum berkata dan beramal” dan beliau berdalil dengan firman Allah:
"Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) yang haq selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu." (QS. Muhammad: 19).

Semua dakwah tanpa ilmu maka pasti ada kesesatan dan penyimpangannya.

Allah Ta'ala berfirman, "Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali DUSTA." (QS. Al-Kahfi: 5).

Wallahu ta'ala a'lam.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Share:

CLICK TV DAN RADIO SUNNAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

TV Sunnah

POPULAR


Cari